Alkisah di sebuah pesantren tua di lereng gunung berkabut. Sang kiai, hendak mencari pemimpin baru. Sang Kiai merasa dirinya yang sudah tua, tak cukup kuat lagi mengurus pesantrennya. Ia hendak mundur sebagai pemimpin pesantren dan memberi kesempatan pada santri nya yang lebih muda untuk memimpin pesantren tersebut.
Untuk mencari siapa pengganti nya, sang guru, mengadakan semacam ujian yang sederhana saja yaitu bahwa semua santrinya disuruh mencari bunga yang paling indah untuk menghiasi taman di dalam perguruan tersebut. Nanti sang kiyai, akan bisa menilai siapa santri terbaik yang akan menjadi penggantinya kelak.
Para santri agak heran juga dengan permintaan kiyai tersebut, apa hubungan nya bunga dengan kepemimpinan ?, namun mereka semua sudah tahu, bahwa sang kiyai, memang suka menyampaikan pesan yang tersirat, pasti ada sesuatu hikmah tersembunyi di balik ujian tersebut.
Maka di pagi hari pergilah para santri2 perguruan tersebut ke berbagai tempat, mencari bunga yang paling indah.
Setelah seharian melakukan pencarian ke berbagai pelosok bukit dan lembah, pada sore hari, para santri telah mendapatkan bunga nya masing2, yang menurut mereka adalah bunga terindah. Maka berkumpullah para santri2 perguruan tersebut membawa masing2 bunga yang menurutnya adalah bunga yang paling indah.
Bunga2 indah , berwarna warni, beragam bentuk, dari berbagai penjuru pun dikumpulkan para santri2nya. Sang kiyai pun, memperhatikannya, kemudian menanyakan pula dari mana asalnya. Setelah terkumpul, kemudian bunga bunga tersebut di deretkan di halaman pesantren, agar semua santrinya bisa melihat pula. Semua santri duduk melingkar mengelilingi lapangan tersebut, sambil menunggu keputusan dari sang kiyai.
Semua santri telah mengumpulkan hasil pencarian nya, saat dihitung, ternyata masih ada seorang santrinya yang belum mengumpulkan tumbuhan nya. Tak lama kemudian datanglah santrinya yang terakhir mengumpulkan bunga, ia kelihatan lelah sekali , seperti telah berjalan jauh. Ia pun sampai ke tengah halaman disaksikan semua santri lain nya, sambil membawa sebuah bunga pula yang dibungkus dg kain. Kemudian ia buka lah kain tersebut dan ia serahkan bunga pada sang guru besar.
Namun ternyata bunga yang diberikan nya adalah bunga yg sudah layu, semua santri nya pun kaget dan tersenyum geli, lha kok bunga layu yang diberikan, apa nggak marah sang kiyai jadinya ?
sang kiyai pun bertanya ; kenapa bunga ini yang kamu bawa kesini ?
sang santri pun menjawab ; wahai guruku, aku telah pergi ke berbagai daerah mencari bunga terbaik sesuai permintaan mu, tapi sepanjang perjalanan, ku temukan semua bunga tersebut, sedang sibuk bertasbih memuji keagungan Tuhan, mereka sibuk berzikir.., aku tak tega memetiknya, karena akan memutus pujian tasbih bunga2 tersebut. Kemudian ada kutemukan sekuntum bunga yang telah layu terkulai dari tangkai. Ooh nampaknya bunga ini telah lelah, telah selesai bertasbih.., karena itulah ku ambil dan kubawa kesini bunga itu.., demikian cerita sang santri terakhir yang didengarkan dengan seksama oleh sang kiyai dan para santri2 lain nya.
Sang kiyai pun tersenyum mendengar penjelasan sang santri tersebut.
Ia kemudian menyuruh sang santri terakhir tersebut untuk duduk pula bersama santri2 lain nya, mengelilingi lapangan di tengah perguruan tersebut.
Wahai santri2 ku, permintaan ku, untuk mencarikan bunga yang terbaik, sebenarnya adalah sebuah ujian dariku, untuk mengetahui sedalam apa ilmu kalian, sejauh apa kedekatan kalian dengan Allah yang Maha Bijaksana dan bunga yang kau ambil, adalah perumpamaan dari kedalaman ilmu kalian.
Sebenarnya bunga layu tersebut secara tampilan fisik tidaklah indah lagi, tapi ia telah dengan penuh bakti bertasbih pada sang Maha Pencipta , bertasbih dengan caranya sendiri menebar keindahan dan harum semerbak, itulah keindahan yang lebih bermakna . Santri ku yang terakhir mengumpulkan bunga itulebih memperhatikan proses bagaimana alam memuji kebesaran Allah, dan tidak mencari kekuasaan, untuk menjadi pemimpin perguruan ini, ia tahu sendiri, bahwa bunga nya bukan yg paling indah dan tak mungkin terpilih jadi pemimpin disini.
Saya perhatikan semua bunga yang kalian kumpulkan semua, sungguh indah , namun bukan keindahan itu yang utama, tapi apa makna yang kau raih dari alam ini. Santriku yang terakhir telah dengan sangat dalam bisa memaknai alam ini. Ia sadar betapa alam , makhluk ciptaan Allah, selalu bertasbih memuji kebesaran Allah, termasuk bunga2 tersebut. Ialah santriku yang paling dalam ilmu nya dan tidak mengejar nafsu kekuasaan, karena itu ialah yang kupilih untuk menjadi guru besar di perguruan ini, melanjutkan kepemimpinan ku.
Semua santri2 nya diam terhenyak, termasuk sang santri terakhir tersebut, yang kaget juga mendengar keputusan sang kiyai. Namun semuanya bisa memahami penjelasan filosofis yang disampaikan oleh sang kiyai.
Quran surat, al Hadid, ayat 1 ; “ Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Qur’an surat al Israa’ ayat 44 ; “ Tujuh lapisan langit dan bumi dan semua yang ada di antara dan di dalamnya, bertasbih memuji Allah, Dan tidak ada satu pun melainkan bertasbih dengan memuji NYA, namun kamu tidak mengerti bentuk dan cara pujian mereka kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha penyantun lagi Maha Pengampun”.