Ya Allah,
Rendahkanlah suaraku bagi mereka
Perindahlah ucapanku di depan mereka
Lunakkanlah watakku terhadap mereka dan
Lembutkan hatiku untuk mereka.......
Ya Allah,
Berilah mereka balasan yang sebaik-baiknya,
atas didikan mereka padaku dan Pahala yang
besar atas kasih sayang yang mereka limpahkan padaku,
peliharalah mereka sebagaimana mereka memeliharaku.
Ya Allah,
Apa saja gangguan yang telah mereka rasakan
atau kesusahan yang mereka deritakan kerana aku,
atau hilangnya sesuatu hak mereka kerana perbuatanku,
maka jadikanlah itu semua penyebab susutnya
dosa-dosa mereka dan bertambahnya pahala
kebaikan mereka dengan perkenan-Mu ya Allah,
hanya Engkaulah yang berhak membalas
kejahatan dengan kebaikan berlipat ganda.
Ya Allah,
Bila magfirah-Mu telah mencapai mereka sebelumku,
Izinkanlah mereka memberi syafa'at untukku.
Tetapi jika sebaliknya, maka izinkanlah aku
memberi syafa'at untuk mereka,
sehingga kami semua berkumpul bersama dengan santunan-Mu
di tempat kediaman yang dinaungi kemulian-Mu, ampunan-Mu serta rahmat-Mu.
Sesungguhnya Engkaulah yang memiliki Kurnia Maha Agung,
serta anugerah yang tak berakhir
dan Engkaulah yang Maha Pengasih diantara semua pengasih.
Amin Ya Rabbul Alamin..
Jumat, 03 Desember 2010
Jumat, 05 November 2010
Kala bunga bertasbih
Alkisah di sebuah pesantren tua di lereng gunung berkabut. Sang kiai, hendak mencari pemimpin baru. Sang Kiai merasa dirinya yang sudah tua, tak cukup kuat lagi mengurus pesantrennya. Ia hendak mundur sebagai pemimpin pesantren dan memberi kesempatan pada santri nya yang lebih muda untuk memimpin pesantren tersebut.
Untuk mencari siapa pengganti nya, sang guru, mengadakan semacam ujian yang sederhana saja yaitu bahwa semua santrinya disuruh mencari bunga yang paling indah untuk menghiasi taman di dalam perguruan tersebut. Nanti sang kiyai, akan bisa menilai siapa santri terbaik yang akan menjadi penggantinya kelak.
Para santri agak heran juga dengan permintaan kiyai tersebut, apa hubungan nya bunga dengan kepemimpinan ?, namun mereka semua sudah tahu, bahwa sang kiyai, memang suka menyampaikan pesan yang tersirat, pasti ada sesuatu hikmah tersembunyi di balik ujian tersebut.
Maka di pagi hari pergilah para santri2 perguruan tersebut ke berbagai tempat, mencari bunga yang paling indah.
Setelah seharian melakukan pencarian ke berbagai pelosok bukit dan lembah, pada sore hari, para santri telah mendapatkan bunga nya masing2, yang menurut mereka adalah bunga terindah. Maka berkumpullah para santri2 perguruan tersebut membawa masing2 bunga yang menurutnya adalah bunga yang paling indah.
Bunga2 indah , berwarna warni, beragam bentuk, dari berbagai penjuru pun dikumpulkan para santri2nya. Sang kiyai pun, memperhatikannya, kemudian menanyakan pula dari mana asalnya. Setelah terkumpul, kemudian bunga bunga tersebut di deretkan di halaman pesantren, agar semua santrinya bisa melihat pula. Semua santri duduk melingkar mengelilingi lapangan tersebut, sambil menunggu keputusan dari sang kiyai.
Semua santri telah mengumpulkan hasil pencarian nya, saat dihitung, ternyata masih ada seorang santrinya yang belum mengumpulkan tumbuhan nya. Tak lama kemudian datanglah santrinya yang terakhir mengumpulkan bunga, ia kelihatan lelah sekali , seperti telah berjalan jauh. Ia pun sampai ke tengah halaman disaksikan semua santri lain nya, sambil membawa sebuah bunga pula yang dibungkus dg kain. Kemudian ia buka lah kain tersebut dan ia serahkan bunga pada sang guru besar.
Namun ternyata bunga yang diberikan nya adalah bunga yg sudah layu, semua santri nya pun kaget dan tersenyum geli, lha kok bunga layu yang diberikan, apa nggak marah sang kiyai jadinya ?
sang kiyai pun bertanya ; kenapa bunga ini yang kamu bawa kesini ?
sang santri pun menjawab ; wahai guruku, aku telah pergi ke berbagai daerah mencari bunga terbaik sesuai permintaan mu, tapi sepanjang perjalanan, ku temukan semua bunga tersebut, sedang sibuk bertasbih memuji keagungan Tuhan, mereka sibuk berzikir.., aku tak tega memetiknya, karena akan memutus pujian tasbih bunga2 tersebut. Kemudian ada kutemukan sekuntum bunga yang telah layu terkulai dari tangkai. Ooh nampaknya bunga ini telah lelah, telah selesai bertasbih.., karena itulah ku ambil dan kubawa kesini bunga itu.., demikian cerita sang santri terakhir yang didengarkan dengan seksama oleh sang kiyai dan para santri2 lain nya.
Sang kiyai pun tersenyum mendengar penjelasan sang santri tersebut.
Ia kemudian menyuruh sang santri terakhir tersebut untuk duduk pula bersama santri2 lain nya, mengelilingi lapangan di tengah perguruan tersebut.
Wahai santri2 ku, permintaan ku, untuk mencarikan bunga yang terbaik, sebenarnya adalah sebuah ujian dariku, untuk mengetahui sedalam apa ilmu kalian, sejauh apa kedekatan kalian dengan Allah yang Maha Bijaksana dan bunga yang kau ambil, adalah perumpamaan dari kedalaman ilmu kalian.
Sebenarnya bunga layu tersebut secara tampilan fisik tidaklah indah lagi, tapi ia telah dengan penuh bakti bertasbih pada sang Maha Pencipta , bertasbih dengan caranya sendiri menebar keindahan dan harum semerbak, itulah keindahan yang lebih bermakna . Santri ku yang terakhir mengumpulkan bunga itulebih memperhatikan proses bagaimana alam memuji kebesaran Allah, dan tidak mencari kekuasaan, untuk menjadi pemimpin perguruan ini, ia tahu sendiri, bahwa bunga nya bukan yg paling indah dan tak mungkin terpilih jadi pemimpin disini.
Saya perhatikan semua bunga yang kalian kumpulkan semua, sungguh indah , namun bukan keindahan itu yang utama, tapi apa makna yang kau raih dari alam ini. Santriku yang terakhir telah dengan sangat dalam bisa memaknai alam ini. Ia sadar betapa alam , makhluk ciptaan Allah, selalu bertasbih memuji kebesaran Allah, termasuk bunga2 tersebut. Ialah santriku yang paling dalam ilmu nya dan tidak mengejar nafsu kekuasaan, karena itu ialah yang kupilih untuk menjadi guru besar di perguruan ini, melanjutkan kepemimpinan ku.
Semua santri2 nya diam terhenyak, termasuk sang santri terakhir tersebut, yang kaget juga mendengar keputusan sang kiyai. Namun semuanya bisa memahami penjelasan filosofis yang disampaikan oleh sang kiyai.
Quran surat, al Hadid, ayat 1 ; “ Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Qur’an surat al Israa’ ayat 44 ; “ Tujuh lapisan langit dan bumi dan semua yang ada di antara dan di dalamnya, bertasbih memuji Allah, Dan tidak ada satu pun melainkan bertasbih dengan memuji NYA, namun kamu tidak mengerti bentuk dan cara pujian mereka kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha penyantun lagi Maha Pengampun”.
Untuk mencari siapa pengganti nya, sang guru, mengadakan semacam ujian yang sederhana saja yaitu bahwa semua santrinya disuruh mencari bunga yang paling indah untuk menghiasi taman di dalam perguruan tersebut. Nanti sang kiyai, akan bisa menilai siapa santri terbaik yang akan menjadi penggantinya kelak.
Para santri agak heran juga dengan permintaan kiyai tersebut, apa hubungan nya bunga dengan kepemimpinan ?, namun mereka semua sudah tahu, bahwa sang kiyai, memang suka menyampaikan pesan yang tersirat, pasti ada sesuatu hikmah tersembunyi di balik ujian tersebut.
Maka di pagi hari pergilah para santri2 perguruan tersebut ke berbagai tempat, mencari bunga yang paling indah.
Setelah seharian melakukan pencarian ke berbagai pelosok bukit dan lembah, pada sore hari, para santri telah mendapatkan bunga nya masing2, yang menurut mereka adalah bunga terindah. Maka berkumpullah para santri2 perguruan tersebut membawa masing2 bunga yang menurutnya adalah bunga yang paling indah.
Bunga2 indah , berwarna warni, beragam bentuk, dari berbagai penjuru pun dikumpulkan para santri2nya. Sang kiyai pun, memperhatikannya, kemudian menanyakan pula dari mana asalnya. Setelah terkumpul, kemudian bunga bunga tersebut di deretkan di halaman pesantren, agar semua santrinya bisa melihat pula. Semua santri duduk melingkar mengelilingi lapangan tersebut, sambil menunggu keputusan dari sang kiyai.
Semua santri telah mengumpulkan hasil pencarian nya, saat dihitung, ternyata masih ada seorang santrinya yang belum mengumpulkan tumbuhan nya. Tak lama kemudian datanglah santrinya yang terakhir mengumpulkan bunga, ia kelihatan lelah sekali , seperti telah berjalan jauh. Ia pun sampai ke tengah halaman disaksikan semua santri lain nya, sambil membawa sebuah bunga pula yang dibungkus dg kain. Kemudian ia buka lah kain tersebut dan ia serahkan bunga pada sang guru besar.
Namun ternyata bunga yang diberikan nya adalah bunga yg sudah layu, semua santri nya pun kaget dan tersenyum geli, lha kok bunga layu yang diberikan, apa nggak marah sang kiyai jadinya ?
sang kiyai pun bertanya ; kenapa bunga ini yang kamu bawa kesini ?
sang santri pun menjawab ; wahai guruku, aku telah pergi ke berbagai daerah mencari bunga terbaik sesuai permintaan mu, tapi sepanjang perjalanan, ku temukan semua bunga tersebut, sedang sibuk bertasbih memuji keagungan Tuhan, mereka sibuk berzikir.., aku tak tega memetiknya, karena akan memutus pujian tasbih bunga2 tersebut. Kemudian ada kutemukan sekuntum bunga yang telah layu terkulai dari tangkai. Ooh nampaknya bunga ini telah lelah, telah selesai bertasbih.., karena itulah ku ambil dan kubawa kesini bunga itu.., demikian cerita sang santri terakhir yang didengarkan dengan seksama oleh sang kiyai dan para santri2 lain nya.
Sang kiyai pun tersenyum mendengar penjelasan sang santri tersebut.
Ia kemudian menyuruh sang santri terakhir tersebut untuk duduk pula bersama santri2 lain nya, mengelilingi lapangan di tengah perguruan tersebut.
Wahai santri2 ku, permintaan ku, untuk mencarikan bunga yang terbaik, sebenarnya adalah sebuah ujian dariku, untuk mengetahui sedalam apa ilmu kalian, sejauh apa kedekatan kalian dengan Allah yang Maha Bijaksana dan bunga yang kau ambil, adalah perumpamaan dari kedalaman ilmu kalian.
Sebenarnya bunga layu tersebut secara tampilan fisik tidaklah indah lagi, tapi ia telah dengan penuh bakti bertasbih pada sang Maha Pencipta , bertasbih dengan caranya sendiri menebar keindahan dan harum semerbak, itulah keindahan yang lebih bermakna . Santri ku yang terakhir mengumpulkan bunga itulebih memperhatikan proses bagaimana alam memuji kebesaran Allah, dan tidak mencari kekuasaan, untuk menjadi pemimpin perguruan ini, ia tahu sendiri, bahwa bunga nya bukan yg paling indah dan tak mungkin terpilih jadi pemimpin disini.
Saya perhatikan semua bunga yang kalian kumpulkan semua, sungguh indah , namun bukan keindahan itu yang utama, tapi apa makna yang kau raih dari alam ini. Santriku yang terakhir telah dengan sangat dalam bisa memaknai alam ini. Ia sadar betapa alam , makhluk ciptaan Allah, selalu bertasbih memuji kebesaran Allah, termasuk bunga2 tersebut. Ialah santriku yang paling dalam ilmu nya dan tidak mengejar nafsu kekuasaan, karena itu ialah yang kupilih untuk menjadi guru besar di perguruan ini, melanjutkan kepemimpinan ku.
Semua santri2 nya diam terhenyak, termasuk sang santri terakhir tersebut, yang kaget juga mendengar keputusan sang kiyai. Namun semuanya bisa memahami penjelasan filosofis yang disampaikan oleh sang kiyai.
Quran surat, al Hadid, ayat 1 ; “ Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Qur’an surat al Israa’ ayat 44 ; “ Tujuh lapisan langit dan bumi dan semua yang ada di antara dan di dalamnya, bertasbih memuji Allah, Dan tidak ada satu pun melainkan bertasbih dengan memuji NYA, namun kamu tidak mengerti bentuk dan cara pujian mereka kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha penyantun lagi Maha Pengampun”.
Jumat, 22 Oktober 2010
membaca Alqur'an
Dari Abu Musa Al-Asy`ari berkata, Rasulullah bersabda: "Perumpamaan orang mukmin yang membaca al-Qur`an bagaikan buah limau baunya harum dan rasanya lezat. Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca al-Qur`an bagaikan kurma, rasanya lezat dan tidak berbau. Dan perumpamaan orang munafik yang membaca al-Qur`an bagaikan buah raihanah yang baunya harum dan rasanya pahit, dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al Qur`an bagaikan buah hanzholah tidak berbau dan rasanya pahit." Muttafaqun `Alaihi.
Merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim untuk selalu berinteraksi aktif dengan al-Qur`an, dan menjadikannya sebagai sumber inspirasi, berpikir dan bertindak. Membaca al-Qur`an merupakan langkah pertama dalam berinteraksi dengannya, dan untuk menggairahkan serta menghidupkan kembali kegairahan kita dalam membaca Al Qur`an, ada beberapa keutamaan dalam membaca Al Qur`an sebagai berikut :
1. Manusia yang terbaik.
Dari `Utsman bin `Affan, bahwasanya Nabi bersabda : "Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al-Qur`an dan mengajarkannya." H.R. Bukhari.
2. Dikumpulkan bersama para Malaikat.
Dari `Aisyah Radhiyallahu `Anha berkata, Rasulullah bersabda : "Orang yang membaca al- Qur`an dan ia mahir dalam membacanya maka ia akan dikumpulkan bersama para Malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membaca Al Qur`an dan ia masih terbata-bata dan merasa berat (belum fasih) dalam membacanya, maka ia akan mendapat dua ganjaran." Muttafaqun `Alaihi.
3. Sebagai syafa`at di Hari Kiamat.
Dari Abu Umamah al-Bahili berkata, saya telah mendengar Rasulullah bersabda : "Bacalah Al Qur`an, maka sesungguhnya ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai syafaat bagi ahlinya (yaitu orang yang membaca, mempelajari dan mengamalkannya)." H.R. Muslim.
4. Kenikmatan tiada tara
Dari Ibnu `Umar, bahwasanya Nabi SAW bersabda : "Tidak boleh seorang menginginkan apa yang dimiliki orang lain kecuali dalam dua hal; (Pertama) seseorang yang diberi oleh Allah kepandaian tentang al-Qur`an maka dia mengimplementasikan (melaksanakan)nya sepanjang hari dan malam. Dan seorang yang diberi oleh Allah kekayaan harta maka dia infakkan sepanjang hari dan malam." Muttafaqun `Alaihi.
5. Ladang pahala.
Dari Abdullah bin Mas`ud, Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al Qur`an) maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan akan dilipat gandakan dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan "Alif lam mim" itu satu huruf, tetapi "Alif" itu satu huruf, "Lam" itu satu huruf dan "Mim" itu satu huruf." H.R. At Tirmidzi dan berkata : "Hadits hasan shahih".
6. Kedua orang tuanya mendapatkan mahkota surga.
Dari Muadz bin Anas, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa yang membaca al-Qur`an dan mengamalkan apa yang terdapat di dalamnya, Allah akan mengenakan mahkota kepada kedua orangtuanya pada hari kiamat kelak. (Dimana) cahayanya lebih terang dari pada cahaya matahari di dunia. Maka kamu tidak akan menduga bahwa ganjaran itu disebabkan dengan amalan yang seperti ini. " H.R. Abu Daud.
Marilah Kita Kembali kepada Al-Qur`an
Bukti empirik di lapangan terlihat dengan sangat jelas bahwa kaum muslimin pada saat ini telah jauh dari al-Qur`an yang merupakan petunjuk dalam mengarungi bahtera kehidupannya (The Way of Life). Alloh berfirman :
Berkatalah Rasul: "Ya Rabbku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan al-Qur'an ini sesuatu yang tidak diacuhkan". (QS. 25:30)
Dan mereka (para musuh Islam) berusaha keras untuk menjauhkan kaum muslimin secara personal maupun kelompok dari sumber utama kekuatannya yaitu al-Qur`anul-Karim. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh al-Qur`an mengenai target rahasia mereka dalam memerangi kaum muslimin dalam firman-Nya :
Dan orang-orang yang kafir berkata:"Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan al-Qur'an ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan (mereka). (QS. 41:26)
Jauhnya umat terhadap al-Qur`anul-Karim merupakan suatu masalah besar yang sangat fundamental dalam tubuh kaum muslimin. Perkara untuk mempedomanii petunjuk Allah SWT melalui kitab-Nya, bukan sekedar perbuatan sunnah atau suatu pilihan. Allah berfirman :
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata. (QS. 33:36)
Tegasnya, menjadikan kitab Allah Subhanahu wa Ta`ala sebagai sumber petunjuk satu-satunya dalam kehidupan dan mengembalikan segala masalah hanya kepada-Nya merupakan suatu keharusan oleh setiap diri kita. Kita sama-sama telah sepakat bahwa dalam menanggulangi masalah kerusakan sebuah pesawat terbang, kita harus memanggil seorang insinyur yang membuat pesawat itu, dan kita sama-sama telah sepakat bahwa seorang pilot yang akan mengoperasionalkan suatu pesawat terbang harus mengikuti buku petunjuk oprasional pesawat yang dikeluarkan dari perusahaan yang memproduksinya. Tetapi mengapa kita tidak mau menerapkan prinsip ini dalam diri kita sendiri. Bahsanya Allah SWT yang telah menciptakan kita dan hanya petunjuk-Nya saja yang benar. Sedang kita mengetahui bahwa pegangan yang mantap dan pengarahan yang benar hanyalah al-Qur’an, Alloh berfirman:
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (Q.S. 2 : 120)
Ketika ummat Islam telah jauh dari al-Qur’an, maka musibah dan malapetaka serta segala jenis penyakit hati akan datang silih berganti, sebagaimana yang saat ini kita lihat sendiri secara kasat mata. Hendaknya kita berdoa kepada Allah SWT, semoga Alloh SWT mengerakkan hati dan memudahkan langkah kita dan umat Islam lainnya untuk kembali kepada al-Qur’an dan Sunnah Nabi-Nya sehingga kita menjadi umat yang terbaik dimuka bumi ini.
Merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim untuk selalu berinteraksi aktif dengan al-Qur`an, dan menjadikannya sebagai sumber inspirasi, berpikir dan bertindak. Membaca al-Qur`an merupakan langkah pertama dalam berinteraksi dengannya, dan untuk menggairahkan serta menghidupkan kembali kegairahan kita dalam membaca Al Qur`an, ada beberapa keutamaan dalam membaca Al Qur`an sebagai berikut :
1. Manusia yang terbaik.
Dari `Utsman bin `Affan, bahwasanya Nabi bersabda : "Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al-Qur`an dan mengajarkannya." H.R. Bukhari.
2. Dikumpulkan bersama para Malaikat.
Dari `Aisyah Radhiyallahu `Anha berkata, Rasulullah bersabda : "Orang yang membaca al- Qur`an dan ia mahir dalam membacanya maka ia akan dikumpulkan bersama para Malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membaca Al Qur`an dan ia masih terbata-bata dan merasa berat (belum fasih) dalam membacanya, maka ia akan mendapat dua ganjaran." Muttafaqun `Alaihi.
3. Sebagai syafa`at di Hari Kiamat.
Dari Abu Umamah al-Bahili berkata, saya telah mendengar Rasulullah bersabda : "Bacalah Al Qur`an, maka sesungguhnya ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai syafaat bagi ahlinya (yaitu orang yang membaca, mempelajari dan mengamalkannya)." H.R. Muslim.
4. Kenikmatan tiada tara
Dari Ibnu `Umar, bahwasanya Nabi SAW bersabda : "Tidak boleh seorang menginginkan apa yang dimiliki orang lain kecuali dalam dua hal; (Pertama) seseorang yang diberi oleh Allah kepandaian tentang al-Qur`an maka dia mengimplementasikan (melaksanakan)nya sepanjang hari dan malam. Dan seorang yang diberi oleh Allah kekayaan harta maka dia infakkan sepanjang hari dan malam." Muttafaqun `Alaihi.
5. Ladang pahala.
Dari Abdullah bin Mas`ud, Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al Qur`an) maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan akan dilipat gandakan dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan "Alif lam mim" itu satu huruf, tetapi "Alif" itu satu huruf, "Lam" itu satu huruf dan "Mim" itu satu huruf." H.R. At Tirmidzi dan berkata : "Hadits hasan shahih".
6. Kedua orang tuanya mendapatkan mahkota surga.
Dari Muadz bin Anas, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa yang membaca al-Qur`an dan mengamalkan apa yang terdapat di dalamnya, Allah akan mengenakan mahkota kepada kedua orangtuanya pada hari kiamat kelak. (Dimana) cahayanya lebih terang dari pada cahaya matahari di dunia. Maka kamu tidak akan menduga bahwa ganjaran itu disebabkan dengan amalan yang seperti ini. " H.R. Abu Daud.
Marilah Kita Kembali kepada Al-Qur`an
Bukti empirik di lapangan terlihat dengan sangat jelas bahwa kaum muslimin pada saat ini telah jauh dari al-Qur`an yang merupakan petunjuk dalam mengarungi bahtera kehidupannya (The Way of Life). Alloh berfirman :
Berkatalah Rasul: "Ya Rabbku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan al-Qur'an ini sesuatu yang tidak diacuhkan". (QS. 25:30)
Dan mereka (para musuh Islam) berusaha keras untuk menjauhkan kaum muslimin secara personal maupun kelompok dari sumber utama kekuatannya yaitu al-Qur`anul-Karim. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh al-Qur`an mengenai target rahasia mereka dalam memerangi kaum muslimin dalam firman-Nya :
Dan orang-orang yang kafir berkata:"Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan al-Qur'an ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan (mereka). (QS. 41:26)
Jauhnya umat terhadap al-Qur`anul-Karim merupakan suatu masalah besar yang sangat fundamental dalam tubuh kaum muslimin. Perkara untuk mempedomanii petunjuk Allah SWT melalui kitab-Nya, bukan sekedar perbuatan sunnah atau suatu pilihan. Allah berfirman :
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata. (QS. 33:36)
Tegasnya, menjadikan kitab Allah Subhanahu wa Ta`ala sebagai sumber petunjuk satu-satunya dalam kehidupan dan mengembalikan segala masalah hanya kepada-Nya merupakan suatu keharusan oleh setiap diri kita. Kita sama-sama telah sepakat bahwa dalam menanggulangi masalah kerusakan sebuah pesawat terbang, kita harus memanggil seorang insinyur yang membuat pesawat itu, dan kita sama-sama telah sepakat bahwa seorang pilot yang akan mengoperasionalkan suatu pesawat terbang harus mengikuti buku petunjuk oprasional pesawat yang dikeluarkan dari perusahaan yang memproduksinya. Tetapi mengapa kita tidak mau menerapkan prinsip ini dalam diri kita sendiri. Bahsanya Allah SWT yang telah menciptakan kita dan hanya petunjuk-Nya saja yang benar. Sedang kita mengetahui bahwa pegangan yang mantap dan pengarahan yang benar hanyalah al-Qur’an, Alloh berfirman:
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (Q.S. 2 : 120)
Ketika ummat Islam telah jauh dari al-Qur’an, maka musibah dan malapetaka serta segala jenis penyakit hati akan datang silih berganti, sebagaimana yang saat ini kita lihat sendiri secara kasat mata. Hendaknya kita berdoa kepada Allah SWT, semoga Alloh SWT mengerakkan hati dan memudahkan langkah kita dan umat Islam lainnya untuk kembali kepada al-Qur’an dan Sunnah Nabi-Nya sehingga kita menjadi umat yang terbaik dimuka bumi ini.
Jumat, 15 Oktober 2010
Langganan:
Postingan (Atom)